Keadaan masa kanak-kanak adalah masa Remaja. Maka apa yang dialami remaja “Saddha” selanjutnya adalah pembawaan dari masa kanak-kanaknya dulu. Senang bertanya, banyak mempergunakan perasaan daripada fikiran, selalu merasa kurang puas, menginginkan ketenangan. Merasa dirinya selalu diperlakukan kurang adil oleh lingkungannya. Akhirnya sering merenung, Mengolah pikiran dan ketegangan syaraf.
Dalam dunia pendidikan remaja “Saddha” umumnya berhasil. Karena dia gemar belajar dan membaca buku-buku ilmu pengetahuan. Bahkan senang pula membaca buku-buku Biografi Tokoh Dunia Ilmu Pengetahuan maupun Politik, dan orang-orang yang kurang berhasil didunia. Dari buku-buku itulah dia akan berkhayal dengan judul “Kalau Aku..”.
Khayalan itu akan berkembang menjadi suatu cita-cita. Tetapi karena sifatnya yang selalu mendua, maka keputusannya sering berubah-ubah. Walaupun begitu, untuk membuktikan cita-cita-nya itu, orang “Saddha” berusaha juga. Setelah dia menyadari bahwa dirinya tiada ketentuan yang logis, maka berusaha menekan diri. Mempergunakan waktunya se-efisien mungkin. Barulah dia dapat membuktikan kebenaran janjinya, tetapi hal itu jarang sekali terjadi bagi orang “Saddha”.
Dalam dunia bisnis tidak akan berhasil, karena tidak punya ketetapan hati. Lagi pula banyak mempergunakan perasaan daripada pikiran. Pedagang harus mempergunakan pikiran untuk menggapai keunutungan. Kalau mempergunakan perasaan, akhirya akan lemah dan menyerah. Hubungannya dengan masyarakat lingkungannya cukup baik. Karena itikadnya yang baik dapat diterima oleh masyarakat, maka dia mau berkorban apa saja untuk kepentingan masyarakat. Bahkan jiwa berkorbannya itu sangat kuat dan merepotkan dia sendiri.
Tetapi kalau masyarakat sekelilingnya mengacuhkan padanya, dia pun akan berbuat serupa. Yang sebenarnya terjadi, Karena masyarakat tidak tahu kemauan orang “Saddha” itu. Yang paling bermanfaat adalah kalau orang “Saddha” itu menjadi Tokoh Masyarakat, Pemimpin Partai Politik, Asosiasi, Pimpinan Organisasi atau kelompok kegiatan apa saja. Karena dengan demikian dia akan mendapat kesempatan menyampaikan gagasan-gagasan yang umumnya cemerlang dan memajukan Organisasi yang di Pimpinnya itu.
Dalam dunia pendidikan remaja “Saddha” umumnya berhasil. Karena dia gemar belajar dan membaca buku-buku ilmu pengetahuan. Bahkan senang pula membaca buku-buku Biografi Tokoh Dunia Ilmu Pengetahuan maupun Politik, dan orang-orang yang kurang berhasil didunia. Dari buku-buku itulah dia akan berkhayal dengan judul “Kalau Aku..”.
Khayalan itu akan berkembang menjadi suatu cita-cita. Tetapi karena sifatnya yang selalu mendua, maka keputusannya sering berubah-ubah. Walaupun begitu, untuk membuktikan cita-cita-nya itu, orang “Saddha” berusaha juga. Setelah dia menyadari bahwa dirinya tiada ketentuan yang logis, maka berusaha menekan diri. Mempergunakan waktunya se-efisien mungkin. Barulah dia dapat membuktikan kebenaran janjinya, tetapi hal itu jarang sekali terjadi bagi orang “Saddha”.
Dalam dunia bisnis tidak akan berhasil, karena tidak punya ketetapan hati. Lagi pula banyak mempergunakan perasaan daripada pikiran. Pedagang harus mempergunakan pikiran untuk menggapai keunutungan. Kalau mempergunakan perasaan, akhirya akan lemah dan menyerah. Hubungannya dengan masyarakat lingkungannya cukup baik. Karena itikadnya yang baik dapat diterima oleh masyarakat, maka dia mau berkorban apa saja untuk kepentingan masyarakat. Bahkan jiwa berkorbannya itu sangat kuat dan merepotkan dia sendiri.
Tetapi kalau masyarakat sekelilingnya mengacuhkan padanya, dia pun akan berbuat serupa. Yang sebenarnya terjadi, Karena masyarakat tidak tahu kemauan orang “Saddha” itu. Yang paling bermanfaat adalah kalau orang “Saddha” itu menjadi Tokoh Masyarakat, Pemimpin Partai Politik, Asosiasi, Pimpinan Organisasi atau kelompok kegiatan apa saja. Karena dengan demikian dia akan mendapat kesempatan menyampaikan gagasan-gagasan yang umumnya cemerlang dan memajukan Organisasi yang di Pimpinnya itu.
No comments:
Post a Comment