Masa Remaja kelahiran Mangsa “Kasadasa” melanjutkan alur kehidupan dari masa kanak-kanak. Bagaimana membentuknya pada masa kanak-kanak itulah terbentuknya jiwa sang remaja.
Sifat keprajuritan Anak/Remaja “Kasadasa” terus berlanjut, tegas, disiplin dan mudah marah. Tetapi setelah kurun waktu remaja tiba, sifat mudah marahnya itu lebih terarah untuk hal-hal yang positif. Artinya sifat pemarahnya itu dapat disalurkan untuk mendalami suatu ilmu dengan membakar semangatnya. “Mengapa saya tidak bisa?” pertanyaan-pertanyaan itulah yang mencambuk untuk giat belajar.
Pemalu, dia akan merasa malu kalau kekurangannya sampai diketahui orang lain. Maka dia akan berusaha sekuat mungkin untuk meningkatkan proporsi dirinya, sehingga dia merasa bahwa dirinya sudah menduduki ranging teratas. Kepemimpinan, bahwa remaja kelahiran mangsa “Kasadasa” mempunyai ambisi memimpin yang sangat tinggi. Karena dia sendiri tidak mau dipimpin oleh orang lain. Untuk mencapai kedudukan sebagai orang yang patut menjdi pemimpin, maka remaja “Kasadasa” terus berusaha untuk meningkatkan kualitas dirinya. Baik dalam segi ilmu pengetahuan, kebiasaan atau ketrampilan apa pun, dan kewibawaan. Dengan suatu keyakinan bahwa dia adalah yang terpandai, maka remaja “Kasadasa” dapat tampil kedepan dengan optimis. Kenyataannya memang begitu, banyak remaja “Kasadasa” yang tampil menjadi pemimpin. Dalam hal ini memberikan bimbingan dan membina kawan-kawannya yang membutuhkan pertolongan. Orang “Kasadasa” mempunyai kesenangan berpergian, oleh karenanya banyak proyek-proyek yang dikerjakan terbengkalai. Ide-idenya banyak yang sebenarnya kalau dikelola dengan baik akan baik sekali jadinya. Tetapi sifatnya yang bergerak, kemudian mempunyai ide yang lain lagi. Sehingga semuanya tidak menghasilkan suatu apa pun. Proyek-proyek yang dibuatnya itu sebenarnya mempunyai tujuan untu menolong orang lain, memberikan lapangan kerja dan menyalurkan bakat. Akibatnya menjadi Afontur. Maka dengan pengalaman-pengalaman itu, dia harus menyadari dan mau bekerja sama dengan orang lain yang bersifat mengelola cetusan-cetusan ide orang “Kasadasa” itu, kalau bisa terjadi hal tersebut, maka usaha orang “Kasadasa” dapat sukses.
Pemalu, dia akan merasa malu kalau kekurangannya sampai diketahui orang lain. Maka dia akan berusaha sekuat mungkin untuk meningkatkan proporsi dirinya, sehingga dia merasa bahwa dirinya sudah menduduki ranging teratas. Kepemimpinan, bahwa remaja kelahiran mangsa “Kasadasa” mempunyai ambisi memimpin yang sangat tinggi. Karena dia sendiri tidak mau dipimpin oleh orang lain. Untuk mencapai kedudukan sebagai orang yang patut menjdi pemimpin, maka remaja “Kasadasa” terus berusaha untuk meningkatkan kualitas dirinya. Baik dalam segi ilmu pengetahuan, kebiasaan atau ketrampilan apa pun, dan kewibawaan. Dengan suatu keyakinan bahwa dia adalah yang terpandai, maka remaja “Kasadasa” dapat tampil kedepan dengan optimis. Kenyataannya memang begitu, banyak remaja “Kasadasa” yang tampil menjadi pemimpin. Dalam hal ini memberikan bimbingan dan membina kawan-kawannya yang membutuhkan pertolongan. Orang “Kasadasa” mempunyai kesenangan berpergian, oleh karenanya banyak proyek-proyek yang dikerjakan terbengkalai. Ide-idenya banyak yang sebenarnya kalau dikelola dengan baik akan baik sekali jadinya. Tetapi sifatnya yang bergerak, kemudian mempunyai ide yang lain lagi. Sehingga semuanya tidak menghasilkan suatu apa pun. Proyek-proyek yang dibuatnya itu sebenarnya mempunyai tujuan untu menolong orang lain, memberikan lapangan kerja dan menyalurkan bakat. Akibatnya menjadi Afontur. Maka dengan pengalaman-pengalaman itu, dia harus menyadari dan mau bekerja sama dengan orang lain yang bersifat mengelola cetusan-cetusan ide orang “Kasadasa” itu, kalau bisa terjadi hal tersebut, maka usaha orang “Kasadasa” dapat sukses.
No comments:
Post a Comment